Kampuang Sarugo (Saribu Gonjong)
Lokasi : Kecamatan Gunuang Omeh, Nagai Koto Tinggi, Jorong Sungai Dadok.
Fasilitas : Wc, areal parkir, masjid, homestay, tour guide.
Tiket, Penginapan, Sarapan - Guide - Parkir - Makan Siang - Welcome Drink - Prosesi Penyambutan : Rp. 100.000,-/Kepala/Malam - Rp. 100.000,-/Hari -
Free Parking - Rp. 25.000,-/Kepala - Rp.10.000,-/Jenis/Gelas -
Rp. 2.500.000,-/Paket.
Pengelola : Rici Chandra (Pokdarwis SARUGO)
Informasi/Contact : 082170241041
instagram : Rychy Sikumbang
facebook : Rychy Sikumbang
Search Kampuang Wisata Saribu Gonjong
Deskripsi
Kampuang Wisata SARUGO (Saribu Gonjong) adalah sebuah perkampungan adat dengan rumah-rumah gadang yang tersusun rapi membentuk beberapa shaf. Bagia paling depan adalah sebuah bangunan masjid sebagai simbol Islami dari masyarakat yang bermukim di daerah ini. Kerja sama antara Pemerintah, Fakultas Pariwisata UMSB dengan Pokdarwis setempat merupakan cikal bakal berdirinya Kampuang Wisata Sarugo ini, yaitu pada tanggal 31 Agustus 2019. Dan pada Tahun 2020 Kampuang Sarugo menjadi salah satu nominasi Anugrah Pesona Indonesia kategori Kampung Adat.
Suasana dan iklim pedesaan yang tradisional dan indah ini dapat ditempuh dengan kendaraan roda 2 dan 4. Dengan luas area sekitar 3.500 Ha objek wisata ini terletak +_ 56 Km dari ibu kota kabupaten dan +_ 6 Km dari ibu kota kecamatan. Dan dari Kota Payakumbuh berjarak +_ 50 Km, kira-kira 1,5 jam perjalanan. Perkampungan yang dikelilingi bukit-bukit ini dihuni oleh sekitar 800 Jiwa yang berasal dari 18 suku yang hidup rukun berdampingan. Setiap suku wajib memiliki sebuah rumah gadang. Tradisi ini sudah berlangsung lama kira-kira seumur rumah gadang yang masih berdiri kokoh tersebut, yaitu kira-kira sejak 1 Abad yang lalu. Dan sampai saat ini rumah gadang tersebut menjadi simbol bagi setiap penghulu. Tak kalah serunya, pengunjung akan disuguhkan dengan pengalaman memetik jeruk khas daerah ini yaitu JESIGO. Pengunjung bebas menikmati buah jeruk diperkebunan tersebut, namun kalau sudah masuk kantong dan ditimbang tentunya harus dibayar. Dua sungai yang mengalir membentuk Batang Sinamar menjadi tapian mandi anak-anak setempat, yaitu Lubuak Liuang. Randai dan silat tradisi minang juga bisa kita temukan disini, jadi pas sekali bagi wisatawan yang tertarik dengan kehidupan masyarakat Minang yang masih tradisional.
Feedback